Kepri (Cindai.id) _ Modus yang tergolong baru untuk meloloskan Handphone, Komputer genggam, dan Tablet (HKT) bekas asal Singapura ke dalam Indonesia melalui pintu masuk Batam agar mendapat registrasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) di Batam. Salah satunya, dengan memanfaatkan jasa joki dengan kedok agen perjalanan wisata atau travel agent gratis.
Baca Juga: Permasalah PT. Aiwood Bergulir, Sejumlah Pejabat Bintan dan BC Diperiksa Kejari
IMEI adalah nomor internasional untuk mengidentifikasi Handphone, Komputer genggam, dan Tablet (HKT). HKT tanpa registrasi IMEI, apalagi bekas dari luar negeri, tidak dapat mengakses jaringan seluler dalam negeri. Sehingga perangkat HKT tersebut sulit untuk laku di pasaran dalam negeri.
Pemerintah membuat regulasi untuk membatasi HKT ini masuk kedalam negeri dengan dalih oleh-oleh atau belanja untuk kebutuhan sendiri. Sesuai dengan Permendag Nomor 20 Tahun 2021 jo Permendag Nomor 25 Tahun 2022, setiap orang pribadi hanya boleh mendaftarkan maksimal sebanyak 2 unit barang bawaan dari luar negeri.
Baca Juga: Pulau Bintan Kepri Jadi Pintu Masuk dan Keluar Ban Impor Asal China
Seperti kucing-kucingan dengan pihak Bea Cukai (BC), para mafia HP bekas ini memiliki trik jitu agar modusnya tidak tercium atau memang sudah tercium namun terkesan dibiarkan. Para mafia HP bekas ini mengerti benar bagaimana mengelabui Permendag ini dengan mengatur batasan HP yang bisa dibawa.
Tim cindai.id berhasil mewawancarai dua pelaku joki HP ini melalui sambungan telepon. Dengan menjalankan sekenario perjalanan wisata gratis Pulang Pergi (PP) Batam – Singapura, para mafia ini menitipkan HP melalui para peserta wisata. Setiap peserta wisata, dititipkan masing-masing 2 (dua) unit.
“Jalan-jalan ke Singapore gratis untuk pemenang paspor Batam saja bang. Pulangnya masing-masing membawa dua HP untuk membuka IMEI,” terang sumber yang tak mau namanya dikutip oleh awak media ini.
Lebih lanjut, sumber menjelaskan bahwasanya ada dua sistem yang dimainkan para mafia HP bekas ini.
“Ada dua sistem permainan buka IMEI ini bang. Satu jalan-jalan gratis dengan rombongan, dua sistem titip di pelabuhan Singapore bagi yang mau pulang dititip 2 HP. Setelah berhasil para joki ini buka IMEI, nanti diluar pelabuhan atau di alamat rumah masing-masing ada yang mungutin HP tersebut,” tambahnya.
Tidak hanya disitu, sumber juga menjelaskan terkait besaran upah yang diberikan pemilik HP bekas ini yang salah satu tokonya berdomisili di Tanjungpinang.
“Dengan diupah variasi harga. Ada yang 1 juta per dua HP dan ada yang 1,2 juta per 2 HP. Yang punya ada juga orang Pinang bang. Punya cucian mobil,” tutup sumber.
Kini diperkirakan jumlah joki yang beroperasi setiap hari semakin banyak. Ada 100 hingga 200 orang, bahkan bisa mencapai 300 orang. Sedikitnya 600 unit HP lewat jaringan para mafia ini terregistrasi IMEI-nya di Batam.
Sementara itu, tim media ini terus menelusuri jejak HP bekas tersebut, melalui pesan singkat Whatsapp, tim media ini mencoba menghubungi Kepala Bidang (Kabid) Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, M. Rizki Baidillah.
“Waalaikumsalam. Saya udah pindah pak, udah dari minggu kemaren. Ke pak Evi aja ya. Pengganti saya,” terangnya sembari mengirimkan nomer kontak Pak Evi.
Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi yang baru, Evi Octavia sampai berita ini ditayangkan, belum memberikan tanggapan. (Yudi. F)