Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Berkaitan Dugaan Mark-Up Sewa Mesin Fotocopy, Ini Jawaban Ketua PTA Kepri

    22 Agustus 2025

    Festival Sastra Internasional Gunung Bintan Kembali Dilaksanakan di Kepri

    21 Agustus 2025

    Aroma Dugaan Mark-Up Sewa Mesin Fotocopy di PTA Kepri Makin Menguat

    21 Agustus 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Cindai
    • Kepri
      • Tanjungpinang
      • Batam
      • Bintan
      • Karimun
      • Lingga
      • Natuna
      • Anambas
    • Nasional
      • Hukum
      • Politik
    • Ekonomi
      • Bisnis
      • Digital
    • Lipsus
      • Advertorial
      • Features
      • Milenial
      • Lifestyle
    • Opini
    • Tajuk
    • Ragam
      • Gallery
      • Info Harga Sembako
      • Info Pariwisata
      • Info Property
    • Melayu
    Cindai
    Beranda » Kearifan Lokal Melayu Tentang Wawasan Kebangsaan
    Ragam

    Kearifan Lokal Melayu Tentang Wawasan Kebangsaan

    cindaiBy cindai17 September 2021Tidak ada komentar5 Mins Read
    Bagikan:

    Cindai.id _ Abdul Malik

    ADA dua bait di dalam Gurindam Dua Belas (Haji, 1847) disediakan khusus oleh Raja Ali Haji rahimahullah yang secara tersirat menjelaskan konsep bangsa di dalam karya agung beliau itu. Yang pertama terdapat pada Pasal yang Kelima, bait 1 (Malik et al., 2011), yang menghala kepada bangsa yang bermutu.

                Jika hendak mengenal orang berbangsa

                Lihat kepada budi dan bahasa

    Bait gurindam di atas menyiratkan amanat bahwa setiap orang seyogianya mengenal bangsanya. Ciri-ciri setiap bangsa itu pertama terletak pada budinya, yang meliputi sifat, sikap, dan perilaku dan kedua pada kesamaan serta kehebatan bahasanya. Budi dan bahasa itu membentuk karakter setiap bangsa. Itulah maujud yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Budi dan bahasa itu secara bersamaan dan bertimbal balik membentuk karakter bangsa. Dalam hal ini, yang diidealkan adalah bangsa yang berkarakter kokoh dan unggul.

    Pada Pasal yang Kelima, bait 2, dijelaskan pula bahwa setiap anak bangsa tak menyia-nyiakan dirinya dalam kehidupan berbangsa. Hal itu dipertegas lagi dalam Pasal yang Kesebelas, bait 1 (Haji, 1847; Malik et al., 2011).

                 Hendaklah berjasa

                Kepada yang sebangsa

     Bait gurindam di atas menekankan amanat bahwa setiap anak bangsa seyogianya berbuat jasa dan atau berbakti kepada bangsanya. Dengan demikian, setiap orang bertanggung jawab terhadap bangsanya. Dengan paham kebangsaan seperti itu, setiap anak bangsa akan berupaya dan bertanggung jawab untuk memajukan bangsanya.

    Di dalam karya beliau Tsamarat al-Muhimmah (1859), Raja Ali Haji menegaskan pemikiran beliau bagi setiap anak bangsa dalam syair nasihat, bait 61 (Malik (Ed.), 2013; Mahdini, 1999).

    Tiliklah [per-]edaran dunia

    Zaman dahulu bagaimana khabarnya

    Zaman sekarang apa rupanya

    Berlain-lain ilmu pandainya

    Dengan bait syair di atas, ditegaskan mustahaknya setiap anak bangsa mengikuti perkembangan zaman untuk memajukan negara dan bangsanya. Berhubung dengan itu, mereka harus menuntut dan mengembangkan ilmu-pengetahuan yang diperlukan agar dapat berbakti kepada negara dan bangsanya secara optimal. Pasalnya, dunia ini terus saja berkembang dan berubah sehingga diperlukan anak bangsa yang terdidik untuk mengelola dan mempertahankan bangsa dan negaranya. Dalam hal ini, dituntut kesetiaan anak bangsa terhadap bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Gurindam Dua Belas, Pasal yang Kelima, bait 2, di atas.

    Di dalam ungkapan dan petuah adat Melayu pula, diajarkan dan ditularkan wawasan kebangsaan dan tanggung jawab setiap anak bangsa terhadap negara dan bangsanya.

    Kalau berjalan beriringan

    Yang dulu jangan menunjang

    Yang tengah jangan membelok

    Yang di belakang jangan menumit

    Yang tua memberi nasihat

    Yang alim memberi amanat

    Yang berani memberi kuat

    Yang kuasa memberi daulat

    Yang lupa diingatkan

    Yang bengkok diluruskan

    Yang tidur dijagakan

     

    Searang dibagi-bagi

    Sekuman dibelah-belah

    Ditimbang sama berat

    Diukur sama panjang

     

    Lapang sama berlega

    Sempit sama berhimpit

    Lebih beri-memberi

    Kurang isi-mengisi

    Pantun Melayu juga sangat banyak mengandungi ajaran dan nilai-nilai wawasan kebangsaan. Di antaranya terdapat di dalam pantun karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau yang dimuat dalam buku antologi pantun pertama di dunia, Perhimpunan Pantun Melayu, yang diterbitkan oleh W. Bruining, Batavia (Ibrahim, 1877).

    Teruntum sedang berbunga

    Teratak buluh sampaian kain

    Kalau untung tuan yang punya

    Manakan boleh kepada yang lain

     

    Teratak buluh sampaian kain

    Kain celari tepi bersuji

    Masakan boleh kepada yang lain

    Jika sudah di situ janji

     

    Kain celari tepi bersuji

    Lalu disimpai kepada galah

    Jika sudah di situ janji

    Hajat pun lalu disampaikan Allah

    Pantun karya Haji Ibrahim di atas menjelaskan bahwa negeri ini (baca: Indonesia) adalah milik bangsa Indonesia, milik kita, bukan milik bangsa lain. Bumi dan airnya memang dianugerahkan oleh Allah kepada bangsa kita. Oleh sebab itu, ianya harus dipertahankan dan pantang menyerahkan warisan nenek-moyang kita yang hebat ini kepada bangsa lain.

    Jika anugerah Allah itu dijaga, dirawat, dikembangkan, dan dipertahankan dengan baik, sampai ke tetesan darah yang penghabisan, cita-cita luhur bangsa kita, yang terhimpun di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945,  akan dikabulkan oleh Allah. Itulah amanat mulianya.

    Di dalam pantun pusaka lain disebutkan bahwa semua anak bangsa, termasuk dan terutama para pemimpin, wajib menjaga negeri dan bangsanya. Jika tanggung jawab itu dilaksanakan dengan baik, rakyat akan rela mempertahankan tanah airnya walaupun harus mempertaruhkan jiwa dan raga mereka.

    Kalau roboh Kota Melaka

    Papan di Jawa kami dirikan

    Kalau sungguh bagai dikata

    Nyawa dan badan kami serahkan

    Memperhatikan kearifan lokal Melayu tentang wawasan kebangsaan yang diperikan di atas, pemikiran dan konsepnya saling tak tumpah dengan konsep yang pernah disimpulkan oleh Almarhum Prof. Dr. H. Muladi, S.H., Gubernur Lemhannas RI 2005-2011 (Lemhannas, 2021). Dalam hal ini, wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah, dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    Sangat benarlah adanya. Wawasan kebangsaan kita telah lama dikumandangkan dan diamanahkan oleh nenek-moyang kita. Di antaranya mereka menempatkannya di dalam kearifan lokal. Kesemuanya terhimpun dalam pelbagai karya yang indah-indah, lisan dan tulisan, sehingga dapat dihayati oleh segenap anak bangsa dari masa ke masa dengan pikiran dan nurani yang jernih, terbuka, dan tentu kesatria.

    Maka itu, amat memalukan sesiapa pun pernah berniat atau berupaya membelokkan dan atau mengubahkan dia. Apa pun alasannya.***

    cindai
    • Website

    Related Posts

    Festival Sastra Internasional Gunung Bintan Kembali Dilaksanakan di Kepri

    21 Agustus 2025

    RDK Award Dapat Dukungan Penuh Bupati Bintan

    6 Agustus 2025

    Panen Raya Rumput Laut, Wagub Nyanyang Tekankan Pemanfaatan TTG Untuk Memaksimalkan Produksi Budidaya

    23 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    IKUTI KAMI
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • YouTube
    • WhatsApp
    • TikTok
    JANGAN LEWATKAN!
    Hukum

    Berkaitan Dugaan Mark-Up Sewa Mesin Fotocopy, Ini Jawaban Ketua PTA Kepri

    By cindai22 Agustus 20250
    Bagikan:

    Kepri (Cindai.id) _ Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Kepulauan Riau (Kepri) Dra. Hj. Rosliani, S.H.,…

    Festival Sastra Internasional Gunung Bintan Kembali Dilaksanakan di Kepri

    21 Agustus 2025

    Aroma Dugaan Mark-Up Sewa Mesin Fotocopy di PTA Kepri Makin Menguat

    21 Agustus 2025

    Patut Diduga Izin Tambang Silika Pulau Subi Besar Menerobos Undang-Undang, Gubernur Kepri Bungkam

    19 Agustus 2025
    AKSES BERITA CEPAT

    Dapatkan Berita Secara Langsung

    Akses informasi terbaru dari berbagai daerah secara cepat

    Tentang Kami
    Tentang Kami

    Kantor CINDAI.id
    Alamat: Jalan Ir. Sutami No. 01 RT. 03/ RW 03, Kelurahan Tanjungpinang Timur, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
    Kode Pos : 29124
    Telpon: 0812 1239 1119
    Email Us: cindaimedia@gmail.com

    Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp RSS
    REDAKSI

    Redaksi Kami

    4 Juni 2024
    Komentar Terbaru
      © 2025 Cindai News. Designed by MarkasDev.
      • REDAKSI
      • Kode Etik Jurnalistik
      • Visi dan Misi
      • Pedoman Media Siber

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.