Anambas (Cindai.id) _ Mesjid Besar Baiturrahim Tarempa, meskipun telah beberapa kali mendapat perubahan nama atau sebutan, akan tetapi tidaklah mengurangi eksistensi (keberadaannya) sebagai aset masyarakat Siantan yang sangat membanggakan.
Diantara nama-nama yang pernah melekat pada Mesjid tersebut adalah Mesjid Teluk Siantan, Mesjid Raya Tarempa, Mesjid Jamik Tarempa dan terakhir sampai saat ini Mesjid Besar Baiturrahim Tarempa.
Keadaan ini sekaligus memperkuat dan memperkokoh sebuah catatan sejarah (manuskrip) yang menyebutkan bahwa Tanah Siantan sejak lama telah melahirkan beberapa ulama besar Islam asal Siantan yang dapat disejajarkan dengan Ulama-ulama Besar dari negara lain yang hidup sezaman dengan mereka (sekitar tahun 1650-an Masehi / 1149 Hijriyah).
Baca Juga: Fakta Mengejutkan, Bupati Anambas Ternyata Berijazah Paket A, B dan C
Seperti Syekh Daud bin Abdullah Al-Fathany dari Patani Thailand, Syekh Tokku Pulau Manis Trengganu, Syekh Abdurrahman Pauh Bok Al-Fathany, Syekh Yusuf Makasar dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan.
Ulama-Ulama Islam Asal Siantan
Syekh Haji Muhammad Siantan
Beliau adalah seorang Ulama yang sangat luas pengetahuannya dan diyakini telah mengilhami lahirnya Ulama-ulama Islam asal Siantan seperti anaknya, Syekh Abdullah bin Syekh Haji Muhammad Siantan.
Syekh Haji Abdul Wahab Siantan
Beliau tercatat sebagai salah satu seorang tuan guru dari Raja Ja’far yang Dipertuan Muda Riau Lingga ke-6 yang berkuasa pada tahun 1805-1831 Masehi. Karya beliau yang terkenal adalah “Hikayatul Ghulam” yang diterjemahkan dari Bahasa Arab.
Syekh Haji Abdullah bin Haji Muhammad Siantan
Pengarang kitab “Bayaanu Syirki li ilahil Maliki”
Syekh Haji Abdullah bin Haji Abdul Wahab Siantan, Beliau adalah pensyarah karya Syekh Abdullah bin Muhammad Siantan yang berjudul “Bayaanu Syirki li ilahil Haqqil Maliki” yang diselesaikannya pada hari Jum’at, waktu Ashar, tanggal 9 Zulhijjah 1228 Hijriyah / 1813 Masehi di Air Kepayang “Bandar Terempa”.
Sumber: H.Wan Mohd.Shaghir Abdullah (Manuskrip dan Dokumen Riau, hal.1)