Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Atas Pengrusakan dan Menduduki Aset Tanah Milik Negara, Berikut Kronologis KANWIL BPN Kepri Mempidanakan Sukrisman

    18 November 2025

    Kemenimipas Ke-1; Satu Langkah, Satu Semangat, Satu Pengabdian Untuk Bangsa

    15 November 2025

    Tidar Kepri Tolak Rencana Budi Arie Gabung Partai Gerindra

    8 November 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Cindai
    • Kepri
      • Tanjungpinang
      • Batam
      • Bintan
      • Karimun
      • Lingga
      • Natuna
      • Anambas
    • Nasional
      • Hukum
      • Politik
    • Ekonomi
      • Bisnis
      • Digital
    • Lipsus
      • Advertorial
      • Features
      • Milenial
      • Lifestyle
    • Opini
    • Tajuk
    • Ragam
      • Gallery
      • Info Harga Sembako
      • Info Pariwisata
      • Info Property
    • Melayu
    Cindai
    Beranda » Terkait Sedimentasi atau Tambang Pasir Laut, Sekjen KIARA Minta Menteri KKP Diganti
    Bisnis

    Terkait Sedimentasi atau Tambang Pasir Laut, Sekjen KIARA Minta Menteri KKP Diganti

    cindaiBy cindai19 Mei 2025Updated:19 Mei 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
    Aksi Demonstrasi Ratusan Nelayan Kepulauan Riau yang Tergabung Dalam Forum Komunikasi Nelayan Nusantara di Gedung Daerah Provinsi Kepri, Kamis (15/05/ 2025)
    Bagikan:

    Kepri (Cindai.id) _ Aksi demonstrasi ratusan nelayan Kepulauan Riau (Kepri) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Nelayan Nusantara di Gedung Daerah Provinsi Kepri hari Kamis, 15 Mei 2025 yang berakhir di Kantor DPRD Kepri setelah Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan, turun langsung menemui massa aksi.

    Demo ratusan nelayan Kepri ini menuntut pembatalan kebijakan pembatasan zona tangkap bagi nelayan serta menolak kegiatan pengerukan sedimentasi atau tambang pasir laut di perairan Provinsi Kepri.

    Susan Herawati, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) (Foto: Istimewa)

    Baca Juga: Tambang Pasir Laut, Untung Sementara atau Nelayan Merana Selamanya? 

    Susan Herawati, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) turut menanggapi dan melayangkan kritik keras terhadap kebijakan pemerintah pusat ini.

    “Bagaimana hari ini kondisi kawan-kawan nelayan tradisional yang harus berhadapan dengan pola pembangunan yang ekstraktif dan eksploitatif. Tidak heran kemudian sekali lagi memang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gagal untuk kemudian menjadi kapal besar untuk nelayan Indonesia,” ungkapnya.

    Selanjutnya, Sekjen KIARA menganggap kebijakan KKP ini justru merampok ruang hidup nelayan.

    “Yang paling menyedihkan hari ini lewat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh KKP itu sendiri, malah ujung-ujungnya merampok ruang hidup para nelayan,” terangnya.

    Baca Juga: Ketua BPD Kelong Ungkap BPN, PT GBKEK dan PT HMP Diduga Mencederai Hukum Serta Keadilan

    Terkait dengan sedimentasi atau tambang pasir laut, Susan menganggap pemerintah pusat mencari jalan pintas untuk peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    “Berkaitan dengan sedimentasi yang hari ini diambil menjadi salah satu solusi jalan pintas untuk mendorong naiknya PNBP itu adalah tindakan fatal. Karna sekali lagi kita tau bahwa pasir-pasir yang diambil ke Kepri, ujung-ujungnya bukan untuk kesejahteraan nelayan. Tapi itu untuk kemudian membuat Singapur membuka daratan baru. Ini ironisnya bangsa ini. Alih-alih menjadi payung, dan rumah bagi nelayan, malah jadi perampok kawan-kawan di pesisir dan pulau-pulau kecil,” ungkap Susan.

    Atas kebijakan penggunaan Vessel Monitoring System (VMS), Susan menilai kebijakan ini memberatkan nelayan kecil dan tradisional.

    “Disisi lain juga dengan pemasangan VMS itu sendiri itu juga menyimpan masalah. Karna kita tahu VMS itu bukan hal yang dibutuhkan nelayan tradisional ataupun nelayan kecil. Sekarangkan harganya sudah diturunkan dari 18 juta ke 7 sampi 9 juta. Tapi saya yakin lah nelayan tradisional maupun nelayan kecil tidak sanggup membeli alat itu sendiri,” tambahnya.

    “Tapi sebenarnya yang harus kawan-kawan nelayan sadari adalah kalau kemudian menteri KKPnya ini tidak bisa berpihak kepada nelayan harusnya menterinya diganti yah. Karna kita capek, ini sudah masuk dua periode, kebijakannya tidak ada yang signifikan mendorong kesejahteraan nelayan, tapi malah merampok dan melegalkan proyek-proyek ekstraktif yang membuat nelayan semakin jauh dari kata kedaulatan bahkan semakin miskin,” tutup Sekjen KIARA ini. (Red)

    cindai
    • Website

    Related Posts

    Gubernur Riau Abdul Wahid Dikabarkan Terjaring OTT KPK

    3 November 2025

    Perolehan Medali Team Kepri di Kejurnas BKC Bandung Sesuai Target yang Ditetapkan Pengurus

    3 November 2025

    Pengacara Muda Asal Kepri Gugat Bagian Perusahaan KALBE Group

    24 Oktober 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    IKUTI KAMI
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • YouTube
    • WhatsApp
    • TikTok
    JANGAN LEWATKAN!
    Hukum

    Atas Pengrusakan dan Menduduki Aset Tanah Milik Negara, Berikut Kronologis KANWIL BPN Kepri Mempidanakan Sukrisman

    By cindai18 November 20250
    Bagikan:

    Tanjungpinang (Cindai.id) _ Menanggapi polemik persoalan kepemilikan dan penguasaan aset antara Kantor Wilayah (Kanwil) Badan…

    Kemenimipas Ke-1; Satu Langkah, Satu Semangat, Satu Pengabdian Untuk Bangsa

    15 November 2025

    Tidar Kepri Tolak Rencana Budi Arie Gabung Partai Gerindra

    8 November 2025

    WBP Rutan Kelas I Tanjungpinang Laksanakan Giat Bersih-bersih

    8 November 2025
    AKSES BERITA CEPAT

    Dapatkan Berita Secara Langsung

    Akses informasi terbaru dari berbagai daerah secara cepat

    Tentang Kami
    Tentang Kami

    Kantor CINDAI.id
    Alamat: Jalan Ir. Sutami No. 01 RT. 03/ RW 03, Kelurahan Tanjungpinang Timur, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
    Kode Pos : 29124
    Telpon: 0812 1239 1119
    Email Us: cindaimedia@gmail.com

    Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp RSS
    REDAKSI

    Redaksi Kami

    4 Juni 2024
    Komentar Terbaru
      © 2025 Cindai News. Designed by MarkasDev.
      • REDAKSI
      • Kode Etik Jurnalistik
      • Visi dan Misi
      • Pedoman Media Siber

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.