Oleh: Johari, SH. M.Si, Pengamat Sosial Asal Anambas | Opini.
” Tujuan Event Seharusnya Memberikan Multi Flyer Effect yang Efektif. Mubazir dan Amat Disayangkan, Jika Terkesan Menghabiskan Anggaran Belaka “
Opini (cindai.id)_ Setiap event pementasan, ekspos, penampilan yang konten bermuatan budaya etnik, lokal, tempatan dalam upaya menjaga dan melestarikan khazanah budaya serta memperkenalkan budaya lokal tersebut kepada pihak lain (regional dan internasional) tentulah perlu di desain sedemikian rupa dengan berpandukan kearifan lokal untuk dapat setidaknya menarik minat orang luar tertarik, memahami dan paling tidak mengenal lebih dekat budaya lokal sebagai khazanah kekayaan seni suara, sendratari, drama lokal yang bernilai tinggi sehingga menarik antusiasme orang luar tersebut untuk berinvestasi, paling tidak minat berkunjung ke daerah penyelenggara. “Sambil menyelam minum air”. Konten lokal haruslah dominan, bukan hanya terkesan sebagai pelengkap saja sebagaimana event sebelumnya.
Berkaitan dengan maksud diatas, sudah barang tentu kemasan dan kepiawaian memadukan konten lokal dalam penampilan dan persembahan dari event itu haruslah mayoritas budaya/penggiat seni (suara, tari & drama) lokal. Bukannya malah mendatangkan artis dari luar. Selain tidak nyambung dengan tema dan tujuan diatas, mendatangkan artis luar itu dapat menghilangkan kesempatan penggiat seni budaya lokal (gobang, mendu, hadrah dan lain-lain) untuk tampil maksimal dalam event tersebut dan tentu pula membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika event termaksud menggunakan sepenuhnya “uang rakyat”. Padahal idealnya pada event itu dapat dijadikan peluang dan laluan serta mengangkat harkat marwah rakyat tempatan untuk tampil mengeksplor potensi seni tempatan secara maksimal.
Dan biasanya turis asing lebih tertarik pada pementasan budaya lokal daripada penampilan artis yang sudah kerap muncul di medsos dan televisi. Contohnya Tari Kecak di Bali, Tari Zapin di Riau, lagu Pak Ngah Balek di Kepulauan Riau. Saatnya pula kita berani dan mau menampilkan dan mempersembahkan kesenian rakyat lokal seperti sendratari gobang, drama mendu, seni suara hadrah lokal dalam event yang mahal tersebut.
Sama halnya ketika kita berkunjung ke suatu daerah/negara, pastilah kita lebih tertarik dan penasaran hendak melihat event budaya lokal secara lebih dekat.
Dalam pengamatan kita setelah penyelenggaraan beberapa kali event tersebut, tidak nampak korelasi nyata realisasi investasi asing/regional dan peningkatan kunjungan wisata ke daerah kita. Padahal tidak kurang berbagai turis yang diundang hadir dalam event termaksud. Tentu ada yang tidak kena. Salah apakah gerangan? Setelah selesai event, maka selesailah susah tanpa adanya evaluasi faktual dengan melibatkan stakeholder lokal. Terkesan kegiatan itu tanpa target dan kemanfaatan yang lebih banyak++.
Minat orang luar, baik untuk datang sebagai wisatawan maupun untuk investasi tentu dapat dievaluasi setiap setelah penyelenggaraan event festival/ folklore tersebut. Seberapa besar pengaruh event terhadap peningkatan minat berkunjung turis dll setelahnya. Jika tidak signifikan, tentu konten event harus dievaluasi dan diadaptasi dengan selera yang sedang trend. Jangan terkesan itu itu saja yang membosankan. Tidak trend in. Dulu pernah ditampilkan artis dangdut dengan pakaian dan goyangan seronok. Penontonnya tokoh masyarakat, LAM dan lainnya. Konten ini tidak pas untuk budaya lokal yang masih religius. Semoga ini tidak terulang kembali.
Jika tidak dievaluasi secara komprehensif dan empiris, event tersebut tidak lebih akan jadi panggung hiburan tahunan masyarakat lokal saja, padahal semula tujuan event tersebut dimaksudkan untuk dapat memberikan multi flyer effect jadi tidak efektif. *Jauh panggang dari api.* Jika demikian, sungguhlah mubazir dan amat disayangkan, apalagi jika terkesan menghabiskan anggaran rakyat belaka. Sungguh memalukan kita semua.
Semoga event festival dan Folklor kali ini dan akan datang berbeda dari sebelumnya, bernilai lebih memperkaya khazanah seni dan menunjukkan budaya serta kearifan lokal dalam pentas regional dan internasional.
Selamat berakhir pekan…
Editor: Red